Sabtu, 30 Mei 2009

Cinta oh... Cinta



Ahhh.... cinta. Siapa yang tidak mengenal cinta. Setiap orang di dunia pasti pernah jatuh cinta, ya gak sih? Bahkan cinta jatuh cinta ama Rangga (lho?). Tapi tahukah anda kalo cinta juga ada proses kimianya dalam tubuh manusia. Gak tau? salah gaul sih. Oke, saya selaku Prof. Kemal MKJJ (Master Kimia Jadi-Jadian) akan menerangkannya untuk anda.

Elusan atau sentuhan mesra, ternyata dapat mengakibatkan munculnya hormon Oxytocin yang membuat perasaan kita bahagia, cinta dan daat menghilangkan stress. Oxytocin adalah rantai Peptida dari asam amino. Elusan atau sentuhan mesra, ternyata tidak hanya diperlukan untuk meningkatkan libido, namun juga untuk menghilangkan stress dan membangkitkan gairah kehidupan. Bayi-bayi yang kurang mendapat sentuhan atau elusan, biasanya berkembang kurang normal atau sering sakit. Cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang anti-sosial dan agresif.

Menurut Prof. Richard Ivell dari institut yang melakukan penelitian untuk hormon dan reproduksi di Universitas Hamburg, molekul semacam Oxytocin sudah didesain sebagai unsur pesan dalam hubungan antar jeni kelamin dan keetiaan seseorang. Profesor teman saya itu uga memperkirakan, tanpa adanya hormon ini, gairah seksual tidak akan muncul. Jadinya, gak nafsu gitu dalam melakukan hubungan.



Tapi bukan itu saja, bagi wanita, hormon ini dapat menigkatkan rasa keibuan. Hasil eksperimen terhadap tikus jelas memperlihatkan hal ini. Tikus 1 (bukan nama sebenarnya) yang disuntikkan hormon ini, ternyata memperlihatkan rasa keibuan pada mainan tikus kecil yang diberikan padanya, padahal tikus ini tergolong masih muda. Sedangkan tikus 2 (bukan nama bapaknya), yang disuntikkan hormon anti-Oxytocin, malh pergi meninggalkan anaknya.


Lalu ada juga lain hormon yang bekerja dalam proses cinta ini. Seperti yang tertulis di majalah National Geographic Indonesia, edisi Februari 2006, hasil penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin akan merangsang bagian ventral tegmental dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya jatuh cinta dapat membuat makan tak enak, tidur pun terasa tak nyenyak.


Baiklah, tugas Prof. Kemal sampai disini. Kalo ada yang mau mencintai saya, WASPADALAH, WASPADALAH!!!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar