Kamis, 28 Mei 2009

Kisah Ironis Titanic



" I'm King of the World ". Itu adalah kata-kata terkenal dari film Titanic yang sangat melegenda itu. Tapi bagaimana kisah asli titanic. Saya akan membahas bagaimana Titanic, kapal paing mewah saat itu, menjadi sampah laut.

Titanic merupakan kapal milik White Star Line, yang bertujuan membangun kapal paling mewah sedunia. Pembuatan kapal ini dimulai pada 31 Maret 1909 dan selsai tahun 1919. Titanic mempunyai panjang 269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, beratnya 46.328 ton kasar, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter (60 kaki). Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 pendiang arang batu yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Karene Titanic juga membawa surat, namanya ditambahi RMS dan juga sebagai kapal uap - SS (Steam Ship).

Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Saat itu, Titanic dianggap kapal yang "Tidak mungkin Tenggelam" karena arsitektur dan teknologi yang dianggap sempurna. Titanic berlayar dengan membawa 2.223 penumpang yang kebanyakan orang terkenal. Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.




Malapetaka terjadi pada tangal 14 April malam. Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Tabrakan ternyata tidak daat dielakkan. Gunung es itu, bergesek dan meroek lambung kapal yang berakibat patahnya paku baja pada bagian bawah kapal. Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air. Air pun memasuki bagian lain. Setelah diperiksa, Kapten Edward menyadari bahwa Titanic akan tenggelam.

Dari sejumlah 2.223 orang, hanya 706 selamat; 1.517 mati. Kebanyakan kematian disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang diluncurkan kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat 4 kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari mereka mati kemudian. Hampir sejam kemudian perahu penyelamat 14 kembali dan menyelamatkan empat orang yang mana satu mati kemudian. Ada yang lain berhasil menaiki bot penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat pertikaian dalam bot penyelamat lain sampai ada yang hendak kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dikerumuni korban yang mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.


Menurut para penganut agama yang kuat, tenggelamnya kapal Titanic adalah akibat sombongnya Kapten yang mengatakan bahwa mustahil Titanic akan tenggelam. Keyakinan sang Kapten atas kemampuan kapal tersebut mungkin sangat berlebihan, dan dia tak menyadari sebelum akhirnya kapal tersebut menabrak gunung es yang tak mampu dilewatinya. Gunung es yang tampak dari atas kecil, sebenarnya di bawahnya tersimpan gunung juga dalam bentuk yang hampir sama namun dalam ukuran yang jauh lebih besar. Diperkirakan gunung es yang sering ditemui dan dihindari oleh kapal-kapal besar berukuran seberat 3.000.000.000 Ton.

Ini menyadarkan kita, tak ada yang sempurna di dunia. Kesombongan hanya akan menjadi malapetaka karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar