Jumat, 04 September 2009

Air Laut Sebagai Bahan Bakar



Sekarang katanya adalah krisis bahan bakar. Kenapa? soalnya bahan bakar sekarang adalah termasuk yang tidak bisa diperbaharui. Jadi gimana dong ilmuwan kemal? Hohoho, bagaimana kalau ada bahan bakar yang bisa diperbaharui? Air laut contohnya. John Kanzius, 63 Tahun, telah berhasil menciptakan artikel bahan bakar air laut. Ini cukup menajubkan, pada kondisi yang tepat, air laut dapat menyala dengan temperatur yang luar biasa dan tidak menutup kemungkinan menjadi bahan bakar masa depan.

Perjalanan Kanzius menjadi inspirasi yang mengejutkan bermula ketika dia di diagnosis menderita leukimia pada tahun 2003. Dihadapkan dengan treatment kemoterapi yang melelahkan, dia memilih mencoba untuk menemukan alternatif yang lebih baik dalam menghancurkan sel-sel kanker. Kemudian di muncul dengan alat Radio Frequency Generator (RFG), sebuah mesin yang menghasilkan gelombang radio dan memancarkannya ke suatu area tertentu. Kanzius menggunakan RFG untuk memanaskan pertikel metal kecil yang dimasukkan ke dalam tumor, menghancurkan sel tumor tanpa merusak sel yang normal.

Tetapi apa hubungannya dengan bahan bakar air laut?

Selama percobaannya dengan RFG, dia menemukan bahwa RFG dapat menyebabkan air yang berada di sekitar test tube mengembun. Jika RFG dapat menyebabkan air mengembun, seharusnya ini dapat juga untuk memisahkan garam dari air laut. Mungkin, ini dapat digunakan untuk men-desalinitasi air laut. Sebuah peribahasa tua tentang laut, "air, air dimana-mana, dan tidak satu tetespun dapat diminum".

Beberapa negara mengalami kekeringan dan sebagian besar rakyatnya menderita kehausan, padahal 70% bumi adalah samudera yang notabene adalah air. Suatu metode yang efektif untuk menghilangkan garam dari air laut dapat menyelamatkan tak terhitung nyawa. Maka tidaklah heran jika Kanzius mencoba alat RFG-nya untuk tujuan desalinitasi air laut.

Pada test pertamanya, dia melihat efek samping yang mengejutkan. Ketika dia arahkan RFG-nya pada tabung yang berisi air laut, air itupun seperti mendidih. Kanzius lalu melakukan test kembali. Saat ini dengan kertas tisue yang terbakar dan menyentuhkannya ke dalam air laut yang sedang di tembak oleh RFG. Dia sangat terkejut, air laut dalam tabung terbakar dan tetap menyala sementara RFG dinyalakan. Nyala api dapat mencapai 300 derajat Fahrenheit ketika dibakar.

Dalam keadaan normal, air laut mempunyai komposisi Natrium Klorida (garam) dan Hidrogen, oksigen (air) yang stabil. gelombang radio dari RFG milik Kanzius mengacaukan kestabilan itu, memutuskan ikatan kimia yang terdapat dalam air laut. Hal ini melepaskan molekul Hidrogen yang mudah menguap, dan panas yang keluar dari RFG memicu dan membakarnya dengan cepat. Itu yang menyebabkan kalau puntung rokok dilempar ke air, bumi tak akan meledak.

Mungkinkah ini? Mungkin aja.

(Sumber :chem-is-try.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar